𝗕𝘂𝗽𝗮𝘁𝗶 𝗠𝗮𝗺𝗮𝘀𝗮 𝗕𝗮𝗻𝗴𝗴𝗮: 𝗞𝗧𝗡𝗔 𝗣𝗿𝗼𝗺𝗼𝘀𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗣𝗲𝗿𝘁𝗮𝗻𝗶𝗮𝗻 𝗠𝗮𝗺𝗮𝘀𝗮 𝗱𝗶 𝗘𝗸𝘀𝗽𝗼 𝗧𝗵𝗲 𝗟𝗲𝗴𝗲𝗻𝗱 𝗼𝗳 𝗣𝗼𝗻𝗴𝘁𝗶𝗸𝘂 𝗜𝗜

Berita56,Toraja Utara– Kabupaten Mamasa terus menunjukkan kelasnya dalam peta pembangunan budaya dan ekonomi Sulawesi Barat. Tak hanya menampilkan seni dan budaya, keikutsertaan Mamasa dalam The Legend of Pongtiku II juga dimeriahkan dengan partisipasi aktif Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Mamasa dalam ekspo pertanian dan UMKM.

Stand KTNA Mamasa memamerkan berbagai hasil hortikultura unggulan seperti cabai, tomat, bawang daun, kol, wortel, hingga kopi lokal berkualitas yang menjadi daya tarik utama pengunjung. 

Produk-produk ini diboyong langsung oleh petani muda Mamasa yang tergabung dalam KTNA untuk memperkenalkan potensi pertanian pegunungan Mamasa kepada pasar regional bahkan nasional.

Bupati Mamasa, Welem Sambolangi, yang hadir langsung dalam ekspo tersebut mengungkapkan rasa bangga dan apresiasinya terhadap kiprah KTNA.

“𝑆𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑎𝑛𝑎𝑘-𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑚𝑢𝑑𝑎 𝑀𝑎𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑔𝑎𝑏𝑢𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝐾𝑇𝑁𝐴 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑛𝑖 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑒𝑟𝑎ℎ, 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑟𝑜𝑚𝑜𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖. 𝐼𝑛𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑝𝑒𝑡𝑎𝑛𝑖 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑎𝑛𝑎𝑚, 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑛𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑖𝑛𝑔,” 𝑢𝑗𝑎𝑟 𝐵𝑢𝑝𝑎𝑡𝑖 𝑊𝑒𝑙𝑒𝑚.

Ia menilai, kehadiran KTNA Mamasa dalam event berskala besar seperti ini menandai kemajuan dalam pola pikir petani muda—dari bertani konvensional menjadi petani promosi dan inovatif.

Ketua KTNA Kabupaten Mamasa, Yulius, menyampaikan terima kasih kepada pemerintah daerah, khususnya kepada Bupati Mamasa yang telah memberi kepercayaan penuh kepada KTNA untuk mengambil bagian dalam ekspo tersebut. 

Ia menegaskan bahwa KTNA siap menjadi mitra strategis dalam pembangunan pertanian yang berkelanjutan.

“𝐾𝑎𝑚𝑖 𝑠𝑖𝑎𝑝 𝑚𝑒𝑛𝑑𝑢𝑘𝑢𝑛𝑔 𝑝𝑟𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚-𝑝𝑟𝑜𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑟𝑖𝑛𝑡𝑎ℎ, 𝑘ℎ𝑢𝑠𝑢𝑠𝑛𝑦𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛. 𝐸𝑥𝑝𝑜 𝑖𝑛𝑖 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑀𝑎𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑖𝑛𝑔,” 𝑢𝑗𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎.

Sementara itu, petani milenial Gusti, yang juga membawa produk unggulan berupa pana lippak-lippak (cabe dataran tinggi khas Mamasa), mengaku antusias karena minat pasar terhadap produk lokal sangat tinggi.

“𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑎𝑟𝑖𝑘, 𝑎𝑝𝑎𝑙𝑎𝑔𝑖 𝑘𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑐𝑎𝑏𝑒 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑔𝑢𝑠 𝑑𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑔𝑖,” 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑜𝑝𝑡𝑖𝑚𝑖𝑠𝑡𝑖𝑠.

Tak hanya hortikultura, kopi Mamasa juga turut mencuri perhatian. Menurut pelaku UMKM kopi, Pokiringan Bombong, produk kopi Mamasa banyak diminati oleh pengunjung dari Sulawesi Utara bahkan wisatawan asing.

“𝑀𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎 𝑎𝑛𝑡𝑢𝑠𝑖𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑜𝑏𝑎, 𝑏𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑏𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎 𝑡𝑎𝑚𝑢 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑛𝑒𝑔𝑒𝑟𝑖 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑎𝑤𝑎 𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑜𝑝𝑖 𝑘𝑖𝑡𝑎. 𝐼𝑛𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑘𝑜𝑝𝑖 𝑀𝑎𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑜𝑡𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑢𝑎𝑡,” 𝑢𝑗𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎.

Bupati Mamasa menegaskan bahwa momentum ini harus dimanfaatkan secara maksimal untuk memperluas pasar produk pertanian Mamasa dan mendorong peran generasi muda dalam pembangunan ekonomi lokal.

“𝐾𝑖𝑡𝑎 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑜𝑟𝑜𝑛𝑔 𝑎𝑔𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑚𝑢𝑑𝑎 𝑘𝑒𝑚𝑏𝑎𝑙𝑖 𝑘𝑒 𝑠𝑒𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖𝑎𝑛. 𝑀𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑚𝑒𝑙𝑖ℎ𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑡𝑎𝑛𝑖 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑢𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑠𝑛𝑖𝑠 𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛, 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑟𝑢𝑡𝑖𝑛,” 𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑠𝑛𝑦𝑎.

Dengan semangat kolaboratif dan dorongan dari pemerintah daerah, KTNA Mamasa kini menjadi representasi masa depan pertanian Mamasa—yang tidak hanya produktif di ladang, tetapi juga kompetitif di pasar.(*.𝑳𝒆𝒐)