Berita56,Mamasa — Pemerintah Kabupaten Mamasa menunjukkan respons cepat dalam menangani kerusakan jalan provinsi yang menghubungkan Keppe dan Mehalaan, yang telah mengalami kerusakan parah dan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat selama lebih dari satu bulan.
Aksi penanganan ini dilakukan melalui kegiatan gotong royong yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Mamasa, H. Sudirman, dengan melibatkan masyarakat dari Desa Saluahok dan desa-desa tetangga, serta jajaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mamasa.
Kepala Dinas PUPR Kabupaten Mamasa, Oktavianus Masuang, menjelaskan bahwa kolaborasi ini menjadi bentuk nyata semangat kebersamaan antara pemerintah dan rakyat dalam menjaga serta membangun infrastruktur daerah, khususnya di wilayah-wilayah yang menjadi jalur penting distribusi logistik.
Ia mengungkapkan bahwa jalan Keppe–Mehalaan merupakan akses vital bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari maupun mengangkut hasil produksi pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi di Kecamatan Mehalaan.
Kerusakan yang terjadi, menurut penjelasan dari pihak dinas, disebabkan oleh intensitas hujan tinggi yang membuat badan jalan di tiga titik berbeda amblas. Jalan yang sebelumnya menjadi jalur utama kendaraan roda empat ini praktis tidak bisa digunakan selama berminggu-minggu.
Kondisi tersebut memaksa warga harus menempuh jalur alternatif yang lebih jauh dan kurang layak, bahkan sebagian harus berjalan kaki melewati medan curam dan licin.
Oktavianus menyebut bahwa kondisi ini tidak hanya menyulitkan mobilitas barang dan orang, tetapi juga telah menimbulkan kecelakaan.
Salah seorang warga transmigrasi dilaporkan pernah terperosok ke dalam salah satu lubang amblas sedalam enam meter. Beruntung, korban selamat meskipun insiden tersebut menjadi pengingat akan bahaya serius yang mengintai pengguna jalan di daerah tersebut.
Pemerintah daerah yang menerima laporan dari masyarakat segera mengambil langkah konkret dengan menggelar gotong royong.
Wakil Bupati Mamasa turut hadir dan memimpin langsung proses pengerjaan sementara yang dilakukan dengan peralatan seadanya.
Camat Mehalaan dan Kepala Desa Saluahok juga turut hadir mendampingi proses yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari.
Aksi ini disambut antusias oleh warga, yang secara sukarela bergotong royong mengangkut batu, pasir, dan alat bantu lainnya demi mempercepat proses perbaikan.
Oktavianus mengungkapkan bahwa hingga hari ini, dua dari tiga titik jalan yang amblas telah selesai ditangani secara darurat dan sudah dapat dilalui kendaraan ringan.
Pengerjaan akan dilanjutkan ke titik ketiga keesokan harinya dengan harapan seluruh jalur dapat kembali dilalui secara normal.
Ia menjelaskan bahwa kendati penanganan ini bersifat sementara, kehadiran pemerintah di tengah masyarakat merupakan bentuk kehadiran negara yang tidak tinggal diam melihat kondisi warganya.
Dalam keterangannya, ia juga menekankan pentingnya kesadaran kolektif antara pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi tantangan infrastruktur di daerah pedalaman. Keterbatasan anggaran dan sumber daya seringkali menjadi kendala, namun jika dihadapi dengan semangat gotong royong, maka berbagai persoalan bisa diatasi bersama.
Ia menilai bahwa partisipasi warga tidak hanya dalam bentuk tenaga, tetapi juga dalam semangat yang ditunjukkan di lapangan, menjadi kekuatan utama dalam menggerakkan perubahan.
Dinas PUPR bersama jajaran terkait menyatakan akan terus memantau perkembangan kondisi jalan tersebut.
Selain itu, koordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat juga akan ditempuh mengingat status jalan tersebut berada di bawah kewenangan pemerintah provinsi.
Oktavianus berharap agar perbaikan jangka panjang dapat segera dilaksanakan, sehingga jalan tersebut tidak hanya bisa difungsikan kembali tetapi juga lebih tahan terhadap cuaca ekstrem dan bencana alam di masa mendatang.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang telah menunjukkan solidaritas dan kepedulian tinggi terhadap kondisi infrastruktur di wilayah mereka. Semangat gotong royong ini dinilainya sebagai aset sosial yang sangat penting dalam pembangunan daerah, terlebih di wilayah pegunungan yang memiliki medan berat seperti Mamasa.
Pemerintah Kabupaten Mamasa berharap, aksi serupa dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi desa-desa lain di wilayah Mamasa. Keterlibatan aktif warga dalam pembangunan, pengawasan, dan pemeliharaan infrastruktur menjadi kunci utama menuju daerah yang lebih tangguh dan mandiri.
Dalam situasi terbatas, warga dan pemerintah telah membuktikan bahwa kekuatan solidaritas dapat menjadi penopang utama pembangunan.
Jalan yang sempat terputus kini mulai bisa dilalui kembali, dan semangat kebersamaan di Mehalaan menjadi bukti bahwa Mamasa memiliki potensi besar untuk bangkit dan maju bersama.(*. Leo Mdb)