Iklan

𝗔𝗶𝗿 𝗠𝗮𝘁𝗮 𝗱𝗶 𝗕𝗮𝗹𝗶𝗸 𝗦𝗮𝗻𝗴 𝗠𝗲𝗿𝗮𝗵 𝗣𝘂𝘁𝗶𝗵 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗕𝗲𝗿𝗸𝗶𝗯𝗮𝗿 𝗱𝗶 𝗠𝗮𝗺𝗮𝘀𝗮

Editor-Berita56
Minggu, 17 Agustus 2025, 15:50 WIB Last Updated 2025-08-17T07:50:32Z


Berita56,Mamasa – Matahari pagi bersinar hangat di langit Mamasa, Minggu (17/08/2025). Lapangan upacara penuh sesak oleh peserta dan tamu undangan yang khidmat menanti detik-detik pengibaran Sang Saka Merah Putih pada peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia.
Semua mata tertuju pada Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). 
Mereka berdiri tegak, langkahnya mantap, meski di dada berdegup rasa gugup bercampur bangga.

Namun, momen sakral itu sempat diwarnai insiden. Bendera merah putih yang seharusnya berkibar gagah sempat pada posisi terbalik. Suasana mendadak tegang. Sejenak, lapangan seolah terhenti.

Dengan sigap, penggerek bendera segera memperbaiki posisi. Tali ditarik, ikatan diperbaiki posisi dirapikan. Dan akhirnya—dengan penuh haru—Sang Merah Putih berhasil berkibar gagah di angkasa. Tepuk tangan pun pecah, menutup sejenak rasa cemas yang tadi menghantui.

Meski insiden telah teratasi, hati para anggota paskibraka tetap goyah. Usai prosesi, sebagian besar dari mereka menangis tersedu. Ada yang teriak histeris, ada pula yang merasa bersalah.
Mereka sadar, tugas mulia itu bukan sekadar seremoni. Bagi mereka, itu adalah wujud bakti pada bangsa. Karena itu, rasa gagal begitu membebani.

Di tengah suasana penuh air mata itu, Bupati Mamasa Welem Sambolangi mendekat. Ia menyalami, dan menenangkan para paskibraka yang terguncang.

“𝐴𝑛𝑎𝑘-𝑎𝑛𝑎𝑘𝑘𝑢, 𝑗𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑙𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑎𝑝𝑎𝑙𝑎𝑔𝑖 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑙𝑙𝑦. 𝐾𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑎𝑖𝑘. 𝐼𝑛𝑠𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑖𝑛𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑔𝑎𝑔𝑎𝑙𝑎𝑛, 𝑗𝑢𝑠𝑡𝑟𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎,” 𝑢𝑐𝑎𝑝 𝑊𝑒𝑙𝑒𝑚.

Salaman dan kata-kata itu membuat sebagian paskibraka kembali menegakkan kepala. Tangis yang pecah berganti dengan senyum tipis.
Bupati menambahkan, mereka harus tetap semangat karena masih ada tugas sore hari untuk menurunkan Sang Merah Putih. 

“𝐾𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑡𝑎𝑛𝑔𝑔𝑢ℎ𝑎𝑛. 𝑇𝑢𝑔𝑎𝑠 𝑘𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑠𝑒𝑙𝑒𝑠𝑎𝑖,” 𝑘𝑎𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎.

Insiden pagi itu meninggalkan jejak emosional yang kuat. Namun justru di situlah makna kemerdekaan terasa hidup: keberanian, kegigihan, dan ketulusan untuk memperbaiki kesalahan.

Sang Merah Putih akhirnya tetap berkibar gagah di langit Mamasa. Dan di balik kibaran itu, ada air mata, ada pelukan, ada harapan—bahwa generasi muda Mamasa siap menjaga semangat merah putih, apapun rintangannya.(*.𝑳𝒆𝒐)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • 𝗔𝗶𝗿 𝗠𝗮𝘁𝗮 𝗱𝗶 𝗕𝗮𝗹𝗶𝗸 𝗦𝗮𝗻𝗴 𝗠𝗲𝗿𝗮𝗵 𝗣𝘂𝘁𝗶𝗵 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗕𝗲𝗿𝗸𝗶𝗯𝗮𝗿 𝗱𝗶 𝗠𝗮𝗺𝗮𝘀𝗮

Terkini

Iklan