Berita56,Mamasa– Air Terjun Sarambu Liawan yang terletak di Desa Tadisi, Kecamatan Sumarorong, kini tengah bersolek. Di balik gemuruh air yang jatuh dari ketinggian dan hijaunya pepohonan yang mengelilingi, sejumlah persiapan tengah dilakukan.
Tempat ini dipilih untuk menyambut sebuah momen penting dalam agenda pemerintahan Kabupaten Mamasa: Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten 2025 yang akan digelar pada Selasa, 15 April 2025 mendatang.
Pilihan ini menjadi penanda perubahan arah pembangunan di bawah kepemimpinan Bupati Welem Sambolangi dan Wakil Bupati H. Sudirman.
Pemerintah Kabupaten Mamasa ingin menunjukkan bahwa pembangunan tidak boleh terpisah dari alam dan masyarakatnya.
Bupati Mamasa menyampaikan bahwa pelibatan ruang-ruang publik alami seperti Sarambu Liawan merupakan wujud pendekatan baru dalam merumuskan perencanaan yang membumi, terbuka, dan inklusif.
Sarambu Liawan memang pantas menjadi simbol perubahan itu. Selain panorama yang memukau, lokasi ini juga sarat filosofi.
Nama Sarambu Liawan yang berasal dari kata Malliawan—artinya mengasingkan diri—kini dimaknai ulang sebagai tempat pertemuan gagasan dan semangat pembangunan.
Berjarak sekitar 3 kilometer dari poros Mamasa, Sarambu Liawan dapat dijangkau dengan kendaraan, lalu dilanjutkan berjalan kaki sejauh 300 meter melewati persawahan yang sejuk.
Fasilitas seperti aula, mushola, toilet, dan beberapa villa kini diperbaiki dan ditata untuk menyambut tamu dari berbagai kecamatan.
Penjaga loket yang setia menjaga tempat ini sejak sebelum pandemi, mengaku bangga Sarambu Liawan mendapat perhatian pemerintah.
“Ini baru pertama kalinya tempat ini dipakai untuk acara sebesar Musrenbang. Kami sangat senang,” katanya.
Masyarakat sekitar menyambut baik keputusan ini. Bagi mereka, kehadiran Musrenbang di Sarambu Liawan bukan hanya soal rapat pembangunan, tapi juga bentuk pengakuan terhadap potensi wilayah mereka.
Selasa mendatang, Air Terjun Sarambu Liawan akan menjadi saksi lahirnya rencana-rencana besar Kabupaten Mamasa. Di bawah naungan langit pegunungan dan semangat pemimpin baru, Mamasa bergerak menjemput masa depan—dari suara alam, menuju suara rakyat.(*.𝑳𝒆𝒐 𝑴𝒅𝑩)
