Pa'Sela salah seorang warga masyarakat di Gandasil ,menuturkan kepada Berita56,pada Kamis (26/12/2019 ) dari hasil pemantauan dan investigasinya secara tertutup .
Dia melihat bahwa "Embung yang di kerjakan PT Entoulu Buana Mandiri yang menghabiskan anggaran APBN hampir 7 Milyar Rupiah, tidak tepat sasaran, dalam perencanaanya tidak memperhatikan aspek tehnis ,fungsi dan efisiensi anggaran serta mengabaikan aspek dampak lingkungan yang ditimbulkan akibat pembangunan embung tersebut",ungkap Pa' Sela.
Dari aspek fungi misalnya pembangunan Embung tersebut sama sekali tidak memiliki kegunaan,karena disekitar lokasi embung tidak ada lahan pertanian yang dijadikan target untuk di aliri, apabila musim kemarau tiba.Ini jelas-jelas memboroskan anggaran saja kalau dilihat dari sisi aspek tehnis tujuan pembangunan embung tersebut, kata Pa'Sela.
tanah urukan yang dibentuk jadi embung
Secara prinsip Embung dibangun dengan melakukan penggalian lahan membentuk cekungan, namun yang terlihat dalam pembangunan Embung di buntu limbong,kecamatan Gandasil yang dilakukan hanya dengan membendung lahan dengan menggunakan Tanah urukan .Hal tersebut menurut Pa' Sela sangat berbahaya karena terlihat kasat mata tanah urukan yang digunakan membendung tidak ditopang konstruksi turap bertulang beton sehingga sewaktu-waktu bisa runtuh dan menyebabkan air bah terhadap rumah penduduk .Yang tepat berada dibawah lokasi embung.
Oleh karena itu ia berharap agar ini menjadi perhatian serius pemerintah dan dinas terkait .Ia berharap agar perencanaan pembangunan dilakukan dengan melakukan kajian dari berbagai aspek secara matang dan serius dan tidak beroreintasi proyek saja, sehingga uang yang yang dikeluarkan negara yang bersumber dari pajak rakyat benar-benar tepat sasaran dan memiliki dampak bagi kesejahteraan masyarakat.tutup Pa'Sela (TB)