Berita56,Mamasa -– Dalam upaya meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap konsep kerja produktif di era modern, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Mamasa menggelar kegiatan literasi bertajuk “𝗕𝗲𝗸𝗲𝗿𝗷𝗮 𝗞𝗲𝗿𝗮𝘀 𝗠𝗲𝗻𝘂𝗷𝘂 𝗕𝗲𝗸𝗲𝗿𝗷𝗮 𝗖𝗲𝗿𝗱𝗮𝘀” pada Senin, 24 Juni 2025.
Kegiatan ini berlangsung atas kolaborasi strategis antara Pemerintah Daerah melalui dinas teknis dan Bank Sulselbar Cabang Mamasa.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah, Andi Armini Mustaha, SE.,M.A.P., dalam keterangannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk ikhtiar institusinya untuk tidak hanya membina literasi baca tulis, tetapi juga literasi kerja dan karakter, terutama dalam menumbuhkan kesadaran bekerja yang berorientasi pada kualitas dan hasil.
“𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎 𝑏𝑢𝑘𝑢. 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑖𝑛𝑖 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑠𝑒𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑏𝑒𝑟𝑝𝑖𝑘𝑖𝑟 𝑠𝑡𝑟𝑎𝑡𝑒𝑔𝑖𝑠, 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛, 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑑𝑢𝑛𝑖𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎. 𝐼𝑡𝑢𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑘𝑖𝑡𝑎 𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑙𝑢𝑖 𝑘𝑒𝑔𝑖𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑖,” 𝑢𝑗𝑎𝑟 𝐴𝑛𝑑𝑖 𝐴𝑟𝑚𝑖𝑛𝑖.
Hadir sebagai narasumber utama dalam kegiatan tersebut, Plt Kepala Bank Sulselbar Cabang Mamasa, Dr. Ir. Rio Subagio, SE.,M.M., yang memberikan materi sekaligus inspirasi terkait bagaimana dunia kerja modern menuntut lebih dari sekadar kerja keras.
Dalam paparannya, Rio menjelaskan bahwa kerja keras dan kerja cerdas bukanlah dua hal yang saling bertentangan, melainkan dua dimensi yang harus dipadukan dalam membangun kualitas sumber daya manusia di daerah.
“𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑛𝑗𝑢𝑘𝑘𝑎𝑛 𝑑𝑒𝑑𝑖𝑘𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑎𝑛, 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑐𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠, ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑚𝑏𝑎𝑡 𝑑𝑎𝑛 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛. 𝑆𝑒𝑏𝑎𝑙𝑖𝑘𝑛𝑦𝑎, 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑐𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝑠𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑠𝑒𝑠𝑒𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑟𝑎ℎ. 𝐾𝑖𝑡𝑎 𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ 𝑑𝑢𝑎-𝑑𝑢𝑎𝑛𝑦𝑎 — 𝑐𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑡𝑟𝑎𝑡𝑒𝑔𝑖, 𝑘𝑒𝑟𝑎𝑠 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑔𝑟𝑖𝑡𝑎𝑠,” tegasnya di hadapan peserta yang terdiri dari pengajar, pegawai, pelaku UMKM dan perwakilan komunitas literasi.
Kegiatan ini tidak hanya berlangsung sebagai penyampaian materi, tetapi juga menjadi forum diskusi aktif mengenai realitas kerja di Mamasa, tantangan generasi muda, dan bagaimana pengelolaan waktu, teknologi, serta etos kerja menjadi komponen penting dalam meraih keberhasilan di era digital.
Diskusi yang berlangsung hangat menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat, khususnya generasi muda, yang mengasosiasikan kesuksesan hanya dengan kerja keras tanpa memahami pentingnya manajemen waktu, kolaborasi, serta kemampuan memecahkan masalah secara efektif.
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan berharap bahwa gerakan literasi semacam ini akan menjadi agenda rutin dengan cakupan tema yang lebih luas, menyasar isu-isu aktual seperti literasi keuangan, literasi digital, dan literasi budaya kerja.
Kolaborasi antara lembaga pemerintah dan dunia perbankan daerah seperti Bank Sulselbar dalam program literasi ini mendapat sambutan positif. Sinergi ini dinilai menjadi langkah tepat untuk memperkuat kapasitas sumber daya manusia di Mamasa, terutama dalam menyesuaikan diri dengan tantangan Revolusi Industri 4.0 dan target pembangunan berkelanjutan (SDGs).
“𝐵𝑎𝑛𝑘 𝑆𝑢𝑙𝑠𝑒𝑙𝑏𝑎𝑟 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 ℎ𝑎𝑑𝑖𝑟 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑠𝑡𝑖𝑡𝑢𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑢𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛, 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑔𝑎𝑖 𝑚𝑖𝑡𝑟𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔𝑢𝑛𝑎𝑛. 𝐿𝑖𝑡𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑐𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑚𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑘𝑢 𝑒𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖 𝑙𝑜𝑘𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙, 𝑠𝑖𝑎𝑝 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑎𝑖𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑢 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑜𝑙𝑎 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑑𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑗𝑎𝑘,” 𝑡𝑢𝑡𝑢𝑟 𝑅𝑖𝑜 𝑆𝑢𝑏𝑎𝑔𝑖𝑜.
Seiring dengan visi besar Kabupaten Mamasa untuk menjadi daerah yang maju, mandiri, dan sejahtera (Mamase), maka inisiatif seperti literasi kerja cerdas menjadi elemen penting dalam mempercepat pencapaian tujuan tersebut. Pemerintah daerah diharapkan terus mendesain program-program yang membentuk pola pikir progresif dan adaptif di tengah masyarakat.
Dengan pendekatan yang komunikatif dan relevan, kegiatan ini menunjukkan bahwal pembangunan sumber daya manusia tidak hanya dilakukan melalui pendidikan formal, tetapi juga lewat ruang-ruang dialog, literasi, dan pembelajaran lintas sektor.(*𝑳𝒆𝒐)