Berita56,Toraja--Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Toraja Utara Melakukan Koordinasi Penguatan Pemahaman Pengawasan kepada penyandang Distabilitas.
Kegiatan dilaksanakan di aula gedung Yayasan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) di Tangmentoe, Kecamatan Kesu’.Selasa (19/7/2022).
Kegiatan ini dibuka oleh Ketua Bawaslu Toraja Utara, Andarias Duma, didampingi Anggota/Kordiv Pengawasan Humas dan Hubungan antar Lembaga, Gabriel Rumbayan serta dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Sosial, Elias Madi Parapak, Direktur yayasan RBM, Milka Sarungallo Lambe, Ibu Pendeta, serta para penyandang Distabilitas.
Ketua Bawaslu Toraja Utara, Andarias Duma, menyampaikan, koordinasi ini adalah untuk membangun dan memberikan pemahaman kepada para penyandang Distabilitas, terkait pemilihan yang akan datang karna sebentar lagi kita akan memasuki pemilihan di tahun 2024
Semua mempunyai kedudukan dan hak yang sama di negara ini seperti yang jelas diatur dalam undang-undang.
"Jangan mengesampingkan anak-anak, adik-adik kita yang mempunyai keterbatasan. Mereka juga mempunyai hak untuk memilih dan dipilih,” kata Andarias.
"Saya juga akan tetap berkordinasi kepada ibu direktur terkait pemilihan, kepada anak-anak kita dan sodara kita yang distabilitas agar mereka juga bisa memilih Hak mereka, dan saya yakini dengan keterbatasan itu ada kesempurnaan yang tuhan berikan kepada kita",pungkasnya.
Kepala Dinas Sosial, Kabupaten Toraja Utara, Elias Madi Para’pak juga menyampaikan terkait bantuan bagi para penyandang Distabilitas.
Kolaborasi Dinas Sosial dan penyandang distabilitas sangat di butuhkan. Validasi data Distabitas penting.
Agar kami bisa lanjutkan Kementerian Sosial dan Balai supaya anak-anak kita yang menyandang distabilitas bisa mendapatkan bantuan, ujar Elias Madi Para’pak.
Di Toraja Utara data Disabilitas di tahun 2021 yang sudah terdaftar sejumlah 1090,jelas Elias Madi Para’pak.
Sementara itu Koordiv Pengawasan, Humas dan Hubungan Antar Lembaga, Gabriel Rumbayan dalam kegiatan ini menyampaikan beberapa uraian tentang peran para penyandang disabilitas dalam Pemilu dan Pemilihan.
Ia mengatakan bahwa seringnya para saudara-saudara kita yang mempunyai keterbatasan tidak diperhitungkan perannya dalam Pemilu dan Pemilihan bahkan mereka dianggap kelompok minoritas dalam masyarakat.
Gabriel berharap setelah kegiatan ini penyandang disabilitas semakin paham tentang hak-hak politik mereka dan dapat menjadi mitra kerja Bawaslu dalam mengawasi setiap tahapan Pemilu atau Pemilihan.
Ia juga mengharapkan peserta kegiatan setelah kembali ke lingkungan masing-masing akan membagikan informasi dan pengetahuan yang diterima dalam forum ini serta berharap kedepannya Yayasan RBM dapat merumuskan kerja sama dengan Bawaslu Toraja Utara.(*)
