Berita56,Mamasa – Pemerintah Kabupaten Mamasa tengah menjajaki kerja sama investasi layanan kesehatan dengan PT Bina Lambang Teknologi Indonesia terkait pembangunan Laboratorium Hemodialisis (HD) di Sulawesi Barat
Fasilitas yang dikenal masyarakat sebagai "𝗽𝗲𝗹𝗮𝘆𝗮𝗻𝗮𝗻 𝗰𝘂𝗰𝗶 𝗱𝗮𝗿𝗮𝗵" ini direncanakan akan berpusat di Kabupaten Mamasa.
Menindaklanjuti peluang tersebut, Bupati Mamasa mengutus tim daerah untuk melakukan audiensi awal bersama pihak investor. Pertemuan lanjutan dijadwalkan akan berlangsung pada Minggu malam, 04 Mei 2025, bersama Bupati Mamasa, Welem Sambolangi .
Rencana kerja sama ini menggunakan skema bagi hasil, namun dalam tahap pemenuhan persyaratan, meliputi administrasi, perizinan, penyiapan SDM, serta pembenahan ruang layanan HD yang akan digunakan.
Dalam pertemuan awal, Al Gazali, anggota tim Pemda, menyampaikan bahwa kapasitas yang direncanakan adalah 5 unit peralatan HD dengan kapasitas 10 tempat tidur. Proyek ini diperkirakan membutuhkan investasi sebesar 6 hingga 7 miliar rupiah.
“𝐾𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑖𝑛𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑎𝑙𝑖𝑠𝑎𝑠𝑖, 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑀𝑎𝑚𝑎𝑠𝑎 𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑝𝑢𝑠𝑎𝑡 𝑟𝑢𝑗𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 ℎ𝑒𝑚𝑜𝑑𝑖𝑎𝑙𝑖𝑠𝑖𝑠 𝑑𝑖 𝑆𝑢𝑙𝑎𝑤𝑒𝑠𝑖 𝐵𝑎𝑟𝑎𝑡, 𝑏𝑎ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑖 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ 𝑃𝑖𝑛𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑒𝑘𝑖𝑡𝑎𝑟𝑛𝑦𝑎,” 𝑢𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝 𝐴𝑙 𝐺𝑎𝑧𝑎𝑙𝑖.
PT Bina Lambang Teknologi Indonesia diketahui menawarkan pendekatan investasi berbasis pelayanan, termasuk revitalisasi ruang HD, penyediaan ambulans, dana talangan BPJS untuk pasien, serta bantuan sosial berupa uang duka bagi keluarga pasien HD yang meninggal dunia.
Sebagai informasi, kebutuhan layanan cuci darah di Indonesia terus meningkat. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan jumlah penderita gagal ginjal nasional mencapai lebih dari 700.000 orang, dengan biaya klaim BPJS untuk penyakit ini menyentuh angka Rp2,91 triliun pada 2023.
Pemerintah Kabupaten Mamasa berharap peluang kerja sama ini dapat menghadirkan layanan kesehatan yang lebih baik dan terjangkau bagi masyarakat, sekaligus membuka peluang investasi sektor medis di wilayah pegunungan Sulawesi Barat.(*𝑳𝒆𝒐)